PERKEMBANGAN MODEL ATOM
1. Teori dan model atom Dalton
2. Teori dan model atom JJ Thomson
3. Teori dan model atom Rutherford
4. Teori dan model atom Niels Bohr
5. Teori Atom Modern
PERKEMBANGAN
MODEL ATOM
Partikel
terkecil dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat dari unsur tersebut
dinamakan atom. Dari zaman Yunani
kuno hingga sekarang, model dan teori atom terus berkembang. Melalui model dan
teori atom, kita dapat mengetahui struktur suatu atom. Perkembangan tersebut
tidak dapat dilepaskan dari upaya para ilmuan diantaranya Democritus, John
Dalton, J.J Thomson, Rutherford, Niels Bohr, Schodinger, de Broglie, dan
Heisenberg.
Istilah atom
pertama kali dikemukakan oleh Democritus, filsuf Yunani kuno. Atom berasal dari
kata atomos (A=Tidak, TOMOS= dibagi), jadi atom merupakan partikel yang sudah
tidak dapat dibagi lagi. Berdasarkan teori Democritus, atom yang menyusun
setiap zat berbeda satu sama lain.
1.
Model dan Teori
Atom Dalton
Meskipun Democritus mengemukakan istilah
atom, namun konsep atom sebagai partikel terkecil, baru dikenal oleh John
Dalton pada tahun 1803.
Gambar
1.1 Atom penyusun suatu molekul
Gambar
1.2 Atom penyusun suatu senyawa
Dalton merumuskan teori atom sebagai
berikut :
a.
Atom
adalah bagian terkecil dari suatu zat.
b.
Atom
bebentuk bola sederhana yang sangat kecil, tidak dapat dibelah, diciptakan,
maupun dimusnahkan.
c.
Unsur
yang sama mengandung atom-atom yang sama.
d.
Atom-atom
dari unsur yang berbeda dapat bergabung menyusun senyawa dengan perbandingan
tetap.
e.
Atom-atom
bergabung membentuk senyawa dengan angka dan perbandingan yang bulat dan
sederhana.
Gambar 1.3 Model atom Dalton berbentuk bola bulat
dan padat (bola pejal)
Teori atom Dalton ternyata tidak
dapat menjelaskan sifat kelistrikan materi, meskipun demikian kelebihan dari
munculnya teori atom Dalton telah meletakkan tangga pertama bagi perkembangan
teori atom selanjutnya sehingga mulai membangkitkan minat terhadap penelitian
mengenai model atom.
2.
Model dan Teori
Atom Thomson
Pandangan Dalton mengenai atom sebagai
bagian yang paling kecil tumbang setelah penemuan elektron oleh Thomson.
Penemuan tersebut diilhami oleh Michael Faraday yang mengemukakan bahwa benda
memiliki sifat listrik. Pada tahun 1897, J.J Thomson melakukan eksperimen
menggunakan tabung sinar katode.
a berwarna hijau. Cahaya
hijau ini merupakan radiasi yang berasal dari katode. Di dalam tabung tersebut,
sinar katode akan diteruskan menuju layar pendeteksi sinar.
Pada percobaannya, Thomson memasang
medan magnet pada jalannya beras sinar. Ternyata hal ini mengakibatkan
terjadinya pergeseran sinar pada dinding tabung. Posisi pergeseran sinar pada
sinar tersebut dicatat. Selanjutnya, medan listrik searah dipasang pada pelat
untuk melawan medan magnet yang telah ditetapkan. Besar medan magnet diatur
agar sinar yang telah bergeser akibat medan magnet kembali pada posisi semula.
Gambar
2.2 Rancangan percobaan sinar katode Thomson. Menyelidiki pengaruh (a)medan
listrik, (b)medan magnet, dan (c)medan magnet dan medan listrik.
Thomson menemukan bahwa dalam medan
magnet, sinar katode dibelokkan. Adapun dalam medan listrik, sinar katode
tertarik oleh lempeng logam positif, tetapi ditolak oleh lempeng medan negatif.


Gambar
2.3 Percobaan sinar katode Thomson
Pengamatan
|
Kesimpulan
|
Dalam medan magnet, sinar katode
dibelokkan.
|
Sinar katode bermuatan
|
Dalam medan listrik, sinar katode
tertarik oleh lempeng logam positif, tetapi ditolak oleh lempeng logam
negatif.
|
Sinar katode bermuatan negatif
|
Sinar katode yang dihasilkan setiap
gas identik.
|
Partikel terdapat dalam semua materi
|
Sinar katode yang ditemukan Thomson
disebut elektron. Dengan penemuan tersebut, Thomson mengemukakan model atom
roti kismis. Thomson berpendapat, bahwa suatu atom berbentuk bola yang
bermuatan positif dan elektron yang bermuatan negatif tersebar dalam bola
tersebut. Ia menganalogikan model atomnya dengan roti yang memiliki kismis di
sekelilingnya.
Gambar 2.3 Model
atom Thomson yang dianalogikan dengan roti kismis
Berapakah massa yang dimiliki elektron?
Percobaan Thomson tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut. Model atom Thomson
juga tidak dapat memberikan penjelasan tentang susunan muatan positif dan
negatif dalam bola atom tersebut, meskipun sudah dapat menjelaskan sifat
kelistrikan atom.
Gambar 3.1 Eksperimen Rutherford :
partikel α dihamburkan pada foil logam emas, sinar α banyak diteruskan oleh
foil tersebut.
Gambar 3.3 Model atom menurut Rutherford
3.
Model dan Teori
Atom Rutherford
Percobaan yang dilakukan Rutherford pada
tahun 1909 berhasil membuktikan keberadaan partikel positif. Rutherford
memodifikasi tabung sinar katode dengan cara mengganti gas helium (sinar α)
dengan gas hidrogen. Penggantian gas hidrogen dengan gas lain menghasilkan
sinar yang serupa dengan sinar terusan yang dihasilkan dari berbagai gas. Sinar
yang dihasilkan selalu bermuatan positif yang besarnya merupakan kelipatan dari
+1,6 x 10-19 C. Gas hidrogen merupakan unsur terkecil dari gas-gas
lainnya sehingga Rutherford menyimpulkan bahwa muatan partikel positif sama
dengan muatan ion positif dari hidrogen, yaitu sebesar +1,6 x 10-19
C.
Pada tahun 1906, Ernest Rutherford
bersama mahasiswanya Geiger dan Marsden meneliti radiasi dari iranium, radium,
dan radioaktif lainnya yang memancarkan sinar α, β, dan γ. Radioaktif tersebut
disimpan dalam kotak timbel dengan lubang yang sangat kecil sehingga sinar α
dalam kotak akan terpancar. Pancaran sinar α digunakan untuk menembak foil emas
tipis sehingga eksperimen tersebut dikenal dengan eksperimen lempeng tipis
emas. Sebagian besar sinar α diteruskan, hanya sedikit yang dipantulkan.
Sinar α lebih banyak diteruskan
dibandingkan dipantulan oleh lempeng emas karena sinar α yang bermuatan positif
menumbuk partikel pejal (logam emas) yang juga bermuatan positif. Partikel yang
muatannya sama akan tolak-menolak. Partikel pejal tersebut dinamakan Rutherford
inti atom. Elektron terletak di luar
inti pada jarak yang relatif jauh dengan gerakan yang cepat, dikarenakan ada
tolakan dari inti yang bermuatan positif.
Rutherford menggambarkan tumbukan
partikel emas dengan model atom-atom bulat seperti gambar dibawah ini:
Gambar
3.2 Titik-titik di tengah merupakan gambaran inti atom. Partikel α ditolak oleh
inti atom.
Setiap atom mempunyai suatu pusat kecil
atau inti. Peluang partikel α mendekati inti sangat kecil karena ukurannya yang
sangat kecil. Artinya inti akan menolak partikel α karena inti bermuatan
positif seperti partikel α. Dari penemuan tersebut, Rutherford membuat
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Atom
terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan elektron-elektron bermuatan
negatif yang beredar mengelilingi inti.
2.
Atom
bersifat netral sehingga jumlah proton dalam inti sama dengan jumlah elektron
yang mengelilingi.
Teori atom
Rutherford hanya mampu menjelaskan bahwa elektron-elektron yang beredar
mengelilingi inti atom berada diruang hampa. Rutherford tidak dapat menjelaskan
mengapa elektron yang mengelilingi inti atom tidak jatuh ke inti, Rutherford
juga tidak dapat menjelaskan bahwa spektrum atom hidrogen berupa spektrum
garis.
4.
Model dan Teori
Atom Bohr
Pada tahun 1923, Neils Bohr
menyempurnakan teori atom Rutherford dengan menerapkan teori Kuantum Planck dan
Einstein mengenai gerakan kuantum. Menurut Bohr, gerakan elektron mengelilingi
inti harus dengan momentum sudut terntentu. Neils Bohr mengamati spektrum atom
hidrogen, adanya spektrum garis menunjukkan bahwa elektron hanya beredar pada
lintasan-lintasan dengan energi tertentu.
Gambar 4.1
Spektum atom hidrogen yang menghasilkan spektrum garis
Teori yang dikemukakan oleh Neils Bohr
adalah sebagai berikut :
1.
Elektron
mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu yang stasioner yang disebut
orbit/kulit. Walaupun elektron bergerak cepat tetapi elektron tidak memancarkan
atau menyerap energi sehingga energi energi elektron konstan. Hal ini berarti
elektron berputar mengelilingi inti atom empunyai lintasan tetap sehingga
elektron tidak jatuh ke inti.
2.
Elektron
dapat berpindah dari kulit satu ke kulit yang lain dengan memancarkan atau
menyerap energi. Energi yang dipancarkan atau diserap ketika elektron berpindah
kulit disebut foton. Besarnya foton dirumuskan :
Perpindahan elektron dari tingkat energi
rendah ke tinggi disebut eksitasi. Hal itu dicapai dengan cara menyerap energi.
Sedangkan perpindahan elektron dari tingkat energi tinggi ke rendah disebut deksitasi.
Hal itu dicapai dengan cara pemancaran energi.
Gambar
4.2 Model atom Bohr
Teori atom Bohr memiliki kelemahan yaitu
tidak dapat menerangkan spektrum atom yang lebih rumit (nomor atom lebih dari
1) dan tidak dapat menjelaskan adanya modifikasi pengaruh medan magnet dalam
atom H.
5.
Model dan Teori
Atom Modern
Ketidakmampuan teori atom Bohr
menerangkan model atom selain atom hidrogen dan gejala atom dalam medan magnet
disempurnakan pada tahun 1924 oleh ahli fisika Prancis, Louis de Broglie.
Menurut de Broglie, selain bersifat partikel, elektron dapat bersifat
gelombang, sedangkan Niels Bohr berpendapat bahwa elektron adalah partikel.
Pendapat de Broglie yang dikembangkan oleh Erwin Schodinger dan Werner
Heisenberg melahirkan teori atom modern yang dikenal dengan Teori Mekanika Kuantum. Prinsip dasar
tersebut adalah gerakan elektron dalam mengelilingi inti bersifat seperti
gelombang. Teori mekanika kuantum digunakan untuk menjelaskan sifat atom dan
molekul.
Berdasarkan teori mekanika kuantum,
keberadaan elektron dalam lintasan tidak dapat ditentukan dengan pasti, yang
dapat diketahui hanya daerah kebolehjadian ditemukannya elektron. Teori
tersebut dikemukakan oleh ahli fisika Jerman, Werner Heisenberg yang dinamakan prinsip ketidakpastian Heisenberg.
0 komentar:
Posting Komentar